Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tetap Fit Meski Diabetes Membelit

 

by : Woro Merdekawati


Memasuki tahun 2025 ini tentu banyak rencana-rencana hebat yang telah disusun dan hendak di realisasikan. Banyak hal yang perlu dipersiapkan untuk menggapai rencana tersebut. Ada hal yang sangat penting namun sering diabaikan banyak orang adalah tersedianya tubuh yang sehat. Apakah Anda sudah memiliki resolusi untuk menjaga tubuh tetap sehat di tahun ini?

Salah satu isu yang sudah lama ada dan tidak pernah usang untuk dibahas adalah masalah penyakit diabetes melitus. Perkembangan penyakit ini sangat pesat dan mengkhawatirkan. Berdasarkan data yang dihimpun dari berbagai sumber dalam lima tahun terakhir kenaikan penderita diabetes di Indonesia  hampir dua kali lipat. Pada tahun 2020 jumlah penderita diabetes melitus sebanyak 10,8 juta jiwa dan meningkat menjadi 20 juta penderita pada tahun 2024.

Tentu fenomena ini perlu menjadi perhatian semua pihak. Pemerintah telah melakukan langkah-langkah untuk menekan laju perkembangan diabetes melitus. Pada tahun 2025 ini Kementrian Kesehatan akan melakukan program skrining ulang tahun yaitu kegiatan memeriksa kesehatan setiap seseorang berulang tahun . Tentunya sebagai masyarakat kita harus mendukung dan menyukseskan program tersebut. Langkah-langkah yang lebih masif pun sudah dilakukan seperti program pengelolaan penyakit kronis (prolanis) yang merupakan program BPJS kesehatan  yang melibatkan peserta BPJS, fasilitas kesehata dan BPJS kesehatan. Tujuan prolanis ini untuk meningkatkan kualitas hidup penderita penyakit kronis dengan kegiatannya antara lain: pemeriksaan kesehatan, pengukuran BB dan lingkar perut, senam, konsultasi dengan dokter, konsultasi gizi, penyuluhan kesehatan, home visit dan edukasi kelompok.

Penghambat Penanggulangan Diabetes Melitus

Kasus diabetes melitus sebenarnya seperti fenomena gunung es, yang terlihat di permukaan atau yang terdeteksi menderita diabetes melitus lebih sedikit dari jumlah kasus yang sesungguhnya, yang tidak terlihat karena kurangnya pengetahuan penderita atau kurangnya pemantauan awal atau skrining. Diperkirakan hanya satu dari empat atau lima orang yang tahu dirinya menderita diabetes melitus dan hanya satu dari empat atau lima orang mendapatkan tata laksana diabetes melitus di fasilitas pelayanan kesehatan.

Mitos-mitos yang kurang tepat seputar diabetes melitus juga masih melekat dalam pengetahuan masyarakat yang dapat menghambat upaya penanganan diabetes melitus.  Beberapa mitos yang mulai sekarang perlu dilurus tersebut antara lain:

1. Penyakit diabetes melitus tidak bisa disembuhkan. Mitos ini harus segera dihapus dari persepsi setiap orang terutama penderita diabetes. Faktanya penderita diabetes tipe 2 berpeluang besar untuk bisa lepas dari penyakit tersebut. Dalam banyak kasus diabetes tipe 2 dengan tata laksana diabetes yang tepat dan sikap optimis dari penderita, diabetes melitus bisa dikendalikan bahkan bisa disembuhkan.

2. Penderita diabetes melitus dilarang makan makanan bersumber karbohidrat seperti nasi dan gula.Faktanya penderita diabetes melitus masih boleh mengonsumsi nasi dan gula dalam takaran yang diperbolehkan. Sering sekali nasi menjadi kambing hitam sebagai pelaku utama penyebab gula darah naik. Anggapan tersebut kurang tepat. Hanya dengan mengurangi porsi nasi dalam sepiring menu sarapan, makan siang atau makan sore Anda maka tidak ada alasan bagi Anda untuk “musuhan” atau “putus hubungan” dengan nasi. Demikian pula gula masih bisa dikonsumsi rata-rata 50 gram atau 4 sdm/hari. Kapan Anda bisa menggunakan gula tersebut? Bisa saat Anda mengolah makanan yang memerlukan gula Anda bisa menambahkanya. Jika  sudah kira-kira 4 sendok makan gula yang anda gunakan untuk mengolah makanan maka stop untuk tidak mengonsumsi makanan yang terlalu manis seperti cake. Bijaklah mengonsumsi gula sesuai takaran yang direkomendasikan.

3. Penderita diabetes melitus berpantang banyak makanan. Banyak penderita diabetes melitus mengalami keputusasaan karena merasa kemerdekaannya untuk mengonsumsi makanan dibatasi. Faktanya, justru penderita diabetes melitus harus mengonsumsi beragam makanan. Anda masih tetap bisa menyantap makanan yang Anda sukai dengan memperhatikan tiga hal : porsinya, cara memasaknya dan jam makannya.

4.  Penyakit diabetes melitus dibagi dua yakni penyakit gula basah dan penyakit gula kering. Dalam masyarakat istilah gula basah merujuk pada kondisi penderita yang mengalami komplikasi luka di kulit yang sulit sembuh, sedangkan gula kering mengacu pada kondisi penderita yang mengalami komplikasi luka di kulit yang sembuhnya tidak sempurna (menghitam). Faktanya secara medis ada tiga tipe diabetes melitus (DM):

§ DM Tipe 1 yakni kondisi dimana tubuh benar-benar berhenti memproduksi insulin karena kerusakan sel pancreas sehingga pasien harus menerima suplai insulin dari luar tubuh secara rutin.

§ DM Tipe 2 yakni kondisi dimana insulin tetap diproduksi dalam tubuh namun jumlahnya sangat sedikit dan tidak mencukupi dengan yang dibutuhkan tubuh.

§ DM Gestasional :diabetes yang terjadi selama kehamilan.

Cara Tetap Bugar Meski Dalam Bayang-Bayang Diabetes

Kekhawatiran tidak tertanganinya penyakit diabetes berdampak pada kualitas hidup penderitanya. Sebenarnya sikap mental yang harus diambil seseorang yang baru mengetahui pertama kali bahwa dirinya terkena diabetes adalah mensyukurinya, bukan malah drop atau putus asa. Terdeteksinya penyakit yang lebih dini memperbesar peluang untuk menghindari terjadinya pengobatan yang berlarut-larut bahkan berujung komplikasi parah.  Deteksi dini melalui skrining menjadi pintu masuk pengobatan diabetes sesuai dengan tata laksananya.

Jangan pernah merasa sendiri ketika Anda terkena diabetes. Kini saatnya untuk belajar kembali mengelola kesehatan diri. Mengurangi ego bagaimana menikmati makanan bukan sebagai sekedar keinginan diri tetapi lebih pada pendekatan kebutuhan tubuh. Suka tidak suka semakin tua ada keterbatasan soal jumlah dan jenis makanan yang dimakan. Bukan berarti tidak boleh tetapi lebih selektif mengonsumsi makanan. Faktor kegemukan sering menjadi pintu masuk berbagai masalah kesehatan. Data Kemenkes tahun 2023 melaporkan bahwa prevalensi kegemukan pada wanita sebesar 31,2% sedangkan pada laki-laki sebesar 15,7 %. Oleh karena itu sebelum diabetes datang mulailah untuk menurunkan berat badan.

Edukasi kelompok melalui prolanis maupun klub diabetes lainnya  sangat bagus untuk lebih peduli diri sendiri dan tidak merasa sendiri dalam menghadapi diabetes dan mencegah lebih awal agar tidak terjadi komplikasi parah. Kunci keberhasilan edukasi tata laksana diabetes adalah disiplin. Ada lima langkah untuk tetap dalam jalur disiplin tersebut:

1.    Jika Anda harus minum obat diabetes atau suntik insulin maka lakukan hal tersebut dengan baik.

2.  Lakukan diet secara tepat dengan petunjuk ahli gizi atau dokter. Diet yakni mengatur makanan yang masuk ke dalam tubuh. Catatlah makanan dan minuman yang Anda makan setiap hari baik jumlah jenis dan waktu makan. Berilah tanda pada  makanan yang menurut Anda tidak cocok Anda makan sebagai bahan evaluasi untuk memutuskan  pilihan makanan selanjutnya. Ini lebih efektif daripada Anda mengingat-ingat makanan apa saja yang dilarang. Belajarlah mengenali karakter makanan yang dikonsumsi secara sabar dan konsisten.

3.  Berusaha tetap menjadi manusia yang produktif dan bermanfaat bagi sekitarnya. Tidak ada yang lebih membahagiakan saat Anda bisa melakukan aktifitas yang bersifat produktif meski tubuh tidak sedang baik-baik saja. Mengalihkan perasaan sedih karena sakit dengan aktifitas yang bermanfaat bisa menjadi sarana terapi yang cukup efektif.

4. Secara berkala melakukan cek kesehatan di fasilitas kesehatan. Ini penting untuk mengetahui kondisi gula Anda secara terukur dan bisa dipertanggungjawabkan secara medis.

5.  Olahraga secara teratur. Ini penting untuk membantu Anda mengeluarkan hormon endorphin dan hormone serotonin. Kedua hormone ini membantu memelihara kesehatan fisik dan kesehatan mental serta meningkatkan suasana hati.

6.    Jangan pernah bosan melakukan lima langkah yang telah dijelaskan di atas.

Pada akhirnya semua kembali pada individu itu sendiri bagaimana mengelola diabetes melitus sekaligus menjinakkannya. Dengan usaha keras, konsistensi  dan  semangat untuk sembuh maka tidak ada yang mustahil jika suatu saat nanti Anda bisa hidup tanpa terbelit diabetes.

Posting Komentar untuk "Tetap Fit Meski Diabetes Membelit"